Pembiasaan Pendidikan Karakter Bangsa di Kelas Saya
http://detroitnumb.blogspot.com/2012/04/pembiasaan-pendidikan-karakter-bangsa.html
Mulai tahun pelajaran baru
2011-2012, dunia pendidikan di Indonesia dikenalkan dengan hal baru dalam
ranah-ranah pembelajaran, tidak mengubah kurikulum yang sudah ada, namun
disisipi dengan beberapa nilai-nilai luhur, yang diharapkan bisa menjadi
pembiasaan bagi anak didik untuk bersikap dan bertindak. Inilah yang disebut
dengan Pendidikan Karakter Bangsa. Berdasarkan apa yang pernah saya
baca, Pendidikan Karakter Bangsa adalah pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai
budaya dan karakter bangsa pada diri peserta didik sehingga mereka memiliki dan
menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota
keluarga, masyarakat, dan warga negara yang religius, nasionalis, produktif,
kreatif dan inovatif.
Secara terprogram pendidikan karakter bangsa di sekolah merupakan usaha bersama semua guru dan kepala sekolah melalui semua mata pelajaran dan budaya sekolah dalam membina dan mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada peserta didik. Pembinaan dan pengembangan pendidikan karakter bangsa terjadi melalui proses aktif peserta didik di bawah bimbingan guru dalam kegiatan belajar. Jadi di sini, guru dituntut untuk bisa menjadi "sebenarnya" teladan bagi peserta didik
Sedangkan secara teknis pendidikan karakter bangsa diartikan sebagai proses internalisasi serta penghayatan nilai-nilai budaya, karakter bangsa dan nilai-nilai luhur akhlak mulia yang dilakukan oleh peserta didik secara aktif di bawah bimbingan dan contoh perilaku guru, kepala sekolah dan tenaga kependidikan di lingkungan sekolah, serta diwujudkan dalam interaksi sosial di lingkungan keluarga dan masyarakat.
Memang, di sini dibutuhkan pembiasaan-pembiasaan yang bisa mengcreated karakter anak. Pembiasaan-pembiasaan yang terintegrasi dalam pembelajaran, tentu saja berkaitan dengan materi pelajaran dan disertakan dalam pembuatan silabus dan RPP. Adapula pembiasaan-pembiasaan di luar jam pelajaran yang tak ada hubungannya dengan materi pelajaran. Berdasarkan yang saya dapatkan saat dikirim dinas untuk mengikuti Workshop Pengembangan Kurikulum di Batu, Malang awal tahun ajaran baru lalu, ada 18 karakter pendidikan yang dikembangkan, yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/ komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung-jawab.
Penerapannya tak terlalu sulit sebenarnya, namun dibutuhkan kontinyuitas/ keistiqomahan dari pendidik (guru) untuk secara sadar melakukan pembenahan, teladan, juga tak bosan-bosan mengingatkan serta memotivasi peserta didik. Kalau yang terintegrasi di kelas, okelah semua guru pasti sudah tahu dan bisa asalkan mau. Namun tentu saja tak cukup dengan materi penjabaran di kelas. Banyak sarana-sarana pembiasaan yang bisa diterapkan di luar kelas. Berikut beberapa hal yang saya lakukan di kelas saya, juga di kelas rekan-rekan saya satu SD, juga yang telah menjadi kesepakatan yaitu:
1.
Pembiasaan
dan pemberian tugas piket, saya
biasa cerewet ketika saat datang pagi di kelas, ternyata kelas dan halaman
masih kotor. Saya tak mau mulai mengajar sebelum petugas piket dan seksi
kebersihan tuntas melakukan tugasnya. Eitsss
. . . di sini bu gurunya jangan hanya ngomel, but action too. Ikutlah
memegang sapu, membereskan ini-itu . . . menjadi teladan karena aksinya, bukan ngomelnya.
2.Pemberian
tanggung jawab memegang kas kelas,
tentu saja ini diterapkan di kelas tinggi (untuk SD yaitu kelas 4, 5, 6).
Memfungsikan bendahara kelas untuk memegang uang kas kelas dan beberapa
pembayaran yang jumlah uangnya tak terlalu besar. Seperti di kelas saya tiap
hari Senin ada iuran Rp 500,- untuk kas kelas. Mereka mengumpulkan sendiri,
menghitung, dan melakukan pencatatan masuk-keluar uang. Di sini guru hanya
mengontrol, membenahi, dan memberikan saran.
3.Pemberian
tugas bertanggungjawab terhadap barang inventaris kelas, tentunya ada beberapa barang di kelas yang membutuhkan
perawatan. Libatkan siswa untuk ikut memilikinya dengan ikut merawatnya. Di
kelas saya disediakan galon air minum untuk minum siswa yang dipasang di guci
keramik. Para siswa secara bergantian bertanggung-jawab untuk mencuci gelas
minum, dicuci di rumah masing-masing untuk dibawa kembali keesokan harinya.
Begitu pula dengan taplak meja, serbet, bendera. bergantian sesuai absen.
4.Pembiasaan
berdoa bersama, berdoa bersama setelah SKJ juga
berdoa di kelas masing-masing.
5.Pembiasaan disiplin masuk kelas, berbaris rapi sebelum masuk kelas. Semakin susah rapi,
semakin lama berdiri di depan kelas.
6.Pembiasaan
dengan kebersihan diri, yang
paling sering saya lakukan adalah memeriksa kuku tangan, bagi yang berkuku
panjang stop dulu di luar, sembari menyelesaikan acara memotong kukunya.
7.
Mengucapkan
salam saat masuk kelas
8.Sholat Dhuha
bersama, juga sholat Dzuhur berjamaah.
Ini hanya sebagian kecil saja, tentunya masing-masing pendidik mempunyai cara sendiri untuk memberikan kebiasaan pada peserta didik. Tergantung kekreatifan guru dan kemauan guru. Jadi 18 karakter bangsa yang ditetapkan janganlah hanya menjadi wacana atau hanya tertulis di RPP-silabus saja, dengan maksud agar Pengawas Sekolah ACC dengan pekerjaan kita. Namun benar-benar dijadikan motivasi lain bagi pendidik untuk menyelamatkan karakter anak bangsa, sembari memberikan sejuta teladan, nasehat, penanaman akhlaq mulia. Bismillah, selamat bekerja!!!
titanium white octane - Titanium Art
BalasHapusTitoanium Art. titanium apple watch band Titoanium Art. Titoanium Art. Titoanium Art. Titoanium Art. Titoanium Art. thinkpad x1 titanium Titoanium Art. ion chrome vs titanium Titoanium Art. Titoanium titanium i phone case Art. Titoanium Art. Titoanium Art. Titoanium Art. Titoanium Art. Titoanium Art. Titoanium Art. titanium headers Titoanium